Koalisi Serikat Pekerja Partai Buruh Harus Satukan Pandangan

Medan, 5 Juni 2025
Deklarasi Koalisi Serikat Pekerja Partai Buruh (KSP-PB) telah dilaksanakan pada 20 Mei 2025 di Gedoeng Joeang’45, Jakarta. Pelaksanaan deklarasi tersebut berketepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyak tujuan yang hendak dicapai oleh penggagas pembangunan KSP-PB ini, yang puncaknya tentunya adalah terwujudnya kesejahteraan para pekerja. Namun itu semua kembali kepada komitmen tiap anggota koalisi dalam mewujudkan tujuan tersebut, sebab tanpa komitmen itu semua hanya tinggal tujuan saja.
Tidak akan ada realisasi maupun capaian dari tujuan koalisi tersebut tanpa adanya komitmen setiap anggota koalisi untuk berjuang bersama. Secara teori telah jelas bahwa bersatu adalah rumus untuk mewujudkan tujuan besar tentang Kesejahteraan Pekerja. Namun pada prakteknya bersatu bukanlah tentang suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Masing-masing anggota koalisi harus bekerja keras untuk segera menanggalkan ego kelompoknya sendiri.
Penanggalan ego menjadi program penting tiap anggota koalisi karena selama ini berbagai aliansi, forum, dan lainnya bubar karena masalah ego. Masing-masing anggota harus mampu mengedepankan kepentingan bersama dahulu diatas kepentingan serikatnya. Ini adalah tugas masing-masing anggota koalisi untuk segera dilaksanakan jika ingin mewujudkan tujuan dari pembentuk KSP-PB.
Hingga saat ini penanggalan ego masih menjadi hal yang sulit dilakukan. Yang merasa pemilik basis besar acap kali mendominasi dan memaksakan kehendak kepada yang dianggap beranggotakan lebih kecil. Padahal ketika yang merasa besar berjalan sendiri, terbukti tidak juga mampu berhasil memperjuangkan kesejahteraan anggotanya.
Untuk itu, tugas besar KSP-PB adalah melatih anggotanya untuk mampu menanggalkan ego. Hal ini menjadi suatu hal yang penting dilakukan KSP-PB agar terbangun kekuatan besar pekerja pada satu titik yaitu KSP-PB.
Baca Juga : Lagi, Tentang Pentingnya Berserikat dan Ikut Agenda Serikat
Jika ditilik lebih dalam, masing-masing pun mengalami hal yang sama di tubuh serikatnya terkait pengangkangan hak pekerja. Masing-masing masih juga mengalami pemutusan hubungan kerja semena-mena, upah dibawah upah minimum dan banyak lagi pengangkangan hak anggotanya. Berbagai cara pun sudah dicoba serikat guna membela hak-hak anggotanya, mulai dari mendekat dengan pengusaha sampai mendekat dengan instansi ketenagakerjaan. Namun tidak dapat dipungkiri, semuanya itu masih belum mampu menjadi solusi untuk melindungi para anggotanya.
Pandangan harus segera disatukan tentang melihat musuh bersama, yang hanya bisa dihadapi dengan cara bersama-sama. Pandangan yang sama ini setidaknya bisa menjadi titik awal alasan masing-masing anggota KSP-PB untuk menanggalkan ego. Sehingga ketika KSP-PB mampu menyatukan pandangan ini, besar kemungkinan penanggalan ego akan maksimal terlaksana. Tentunya jika hal tersebut terwujud, kekuatan besar buruh akan mampu tersentral di KSP-PB untuk melawan sistem yang mengangkangi hak pekerja selama ini. (yig)
