Uncategorized
Lagi, Tentang Pentingnya Berserikat dan Ikut Agenda Serikat

Jakarta, 20 Februari 2025
Bukan hal baru lagi jika di setiap aksi-aksi buruh, akan terdengar yel-yel yang meneriakkan, buruh bersatu tak terkalahkan. Yel-yel tersebut merupakan seruan kepada semua buruh tentang pentingnya persatuan yang harus segera diwujudkan. Bukan hanya menunjukkan sebuah keyakinan, namun yel-yel tersebut juga harapan akan perwujudan persatuan buruh.
Ada sebuah keyakinan bahwa ketika persatuan terwujud, maka akan banyak kekuatan yang dapat dimiliki oleh buruh. Kekuatan tersebut tentunya adalah modal untuk mencapai kesejahteraan yang dicita-citakan oleh semua buruh. Modal itu bentuknya bermacam-macam, bisa dana, tenaga, hingga pemikiran-pemikiran guna perwujudan cita-cita kesejahteraan. Selain itu juga bangunan ruang pendidikan bagi buruh juga dapat tercipta dari persatuan tersebut. Tentunya, semua pasti sepakat bahwa pendidikan ini adalah kebutuhan mendesak buruh saat ini.
Banyak pengetahuan yang selanjutnya menjadi kesadaran baru yang dapat tercipta pada buruh ketika mengikuti rutin mengikuti pendidikan. Diantaranya adalah pengetahuan dan kesadaran dalam menghadapi situasi yang ada dalam hubungan kerjanya dengan pengusaha. Semisal tentang aturan hukum yang tidak berjalan dengan semestinya dalam sebuah hubungan kerja. Buruh yang rendah pengetahuan dan kesadarannya, akan bingung jika melihat fakta dimana hukum tidak berjalan. Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada buruh itu sendiri, yang mungkin akan menempuh cara-cara melawan hukum.
Fungsi dari berdirinya serikat pekerja salah satunya adalah memberikan pendiidikan bagi anggotanya. Dan seyogyanya, serikat buruh yang berjalan dengan maksimal akan melaksanakan pendidikan bagi anggotanya. Dan inilah peluang bagi buruh untuk bisa meningkatkan kesadarannya. Sekali lagi, kesadaran itu akan tumbuh dari adanya pengetahuan yang diperoleh lewat pendidikan. Namun tentunya itu bisa terwujud jika buruh mau menjadi anggota dari serikat pekerja.
Akan tetapi, tidak secara otomatis pengetahuan yang menghasilkan kesadaran tersebut dimiliki buruh secara seketika. Ada syarat berikutnya yang harus dipenuhi oleh buruh, yaitu mengikuti kegiatan serikat yang di agendakan pengurus. Disinilah tantangan bagi buruh dan serikat. Tantangan bagi buruh dari dalam dirinya karena umumnya buruh malas mengikuti pendidikan. Dan tantangan bagi serikat karena harus berusaha mendorong buruh menghadiri pendidikan.
Banyak contoh sebenarnya yang dapat dilihat oleh buruh guna mendongkrak keinginannya untuk masuk dan mengikut agenda serikat. Tentunya dalam hal ini adalah agenda serikat dalam hal pendidikan bagi anggota. Contoh yang terhangat adalah fakta dimana anggota serikat yang seketika bisa terpengaruh akan hasutan pihak luar untuk tidak percaya dengan serikatnya. Kalimat yang mengatakan serikatnya tidak resmi justru mampu seketika dipercaya buruh tersebut dan meninggalkan serikatnya. Hal ini terjadi pada salah satu serikat dikabupaten Asahan.
Bayangkan, serikat yang sudah berkali-kali melaksanakan Bipartit, Tripartit serta persidangan, masih saja bisa diragukan anggota ke-absahannya. Fakta ini menunjukkan betapa rendahnya pengetahuan buruh tersebut terkait dengan bukti ke-absahan serikat. Begitupun lembaga bantuan hukum yang dibentuk serikatnya juga turut ikut tidak diyakini ke-absahannya oleh buruh tersebut. Padahal lembaga bantuan hukum tersebut pun pernah sampai menjadikan pemerintah kabupaten sebagai pihak dalam persidangan.
Sungguh gampangnya buruh dihancurkan oleh pihak luar dengan seketika. Serikatnya yang kuat dan komit melakukan advokasi selama ini, bisa seketika diragukan oleh sang buruh keberadaannya. Cukup miris, namun itu fakta sebagai akibat dari buruh yang tidak pernah aktif dalam kegiatan serikatnya. Senyatanya serikat tersebut cukup rutin melaksanakan agenda pertemuan yang berisi diskusi rutin terkait hukum dan permasalahan ditempat kerja. Serikat tersebut pun nyata terafiliasi ke federasi, konfederasi hingga Partai Buruh dan melibatkan anggotanya.
Hak yang harus didapat oleh buruh tersebut akibat perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), 50% hilang. Kepercayaan buruh tersebut kepada pihak yang menghasutnya, harus dibayarnya dengan melepaskan 50% haknya. Namun apakah kerugian itu menyadarkan sang buruh ? ternyata malah makin ikut menghasut teman-temannya. Akibatnya, hampir 100% anggota serikat kehilangan 50% hak nya sebagai akibat tindakan sang buruh yang menghasut temannya.
Cukup aneh, namun itu adalah fakta nyata. Ketika buruh tersebut diminta mengajak temannya berserikat sebelum ada PHK, faktanya tidak lebih dari 20% mau melakukan hal tersebut. Namun ketika menghasut temannya untuk tidak percaya serikat, upaya sang buruh justru terlihat cukup maksimal. Aneh, namun nyata terjadi.
Inilah fakta yang jika dianalisa dengan mendalam, lagi-lagi jawabannya adalah kesadaran yang rendah. Sudah jelas kerugian didepan mata terlihat sangat nyata hampir 30 juta, bisa-bisanya tidak dianggap kerugian oleh sang buruh. Buruh tersebut malah melihat dan menyiarkan sikapnya tersebut sebagai sikap yang benar kepada rekan-rekannya. Sungguh berbanding terbalik kesadaran ini dengan kesadaran nya dalam menyiarkan pentingnya berserikat sebelum adanya PHK.
Ketua dari serikat tersebut mengatakan, kampanye sang buruh kepada teman-temannya untuk mengikuti langkahnya, bukan karena kesadaran maju. “Itu karena dia mau tidak hanya dirinya yang kehilangan 30 juta, dia mau rugi bersama-sama. Dia tidak mau ketika kawannya tidak mengikuti, dia akan merugi sendiri”, tutur sang ketua. “Kita sudah berjuang sehebat-hebatnya dan sehormat-hormatnya, tidak ada yang perlu disesalkan’. Tegasnya dengan mengutip perkataan Pramoedya Ananta Toer.
Baca Juga : KATA-KATA PRAMOEDYA ANANTA TOER ~ Nani Efendi
Sebegitu pentingnya bagi buruh untuk menjadi anggota serikat, dan mengikuti agenda serikat khususnya pendidikan. Sebab sangat nyata begitu besar kerugian yang dialami buruh akibat rendahnya pendidikannya yang tak mampu menciptakan kesadarannya. Oleh karena itu sebelum kerugian melanda, buruh segeralah berserikat dan ikut agenda serikat (yig)
What’s your Reaction?
+1
2
+1
+1
+1
+1
+1
+1