Data UMK Kabupaten & Kota Di Sumatera Utara Untuk Tahun 2025

Medan, 1 Januari 2025
Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK) di Sumatera Utara untuk tahun 2025 telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu). UMK tersebut ditetapkan oleh Gubsu dalam Surat Keputusan (SK) Gubsu Nomor 188.44/833/KPTS/2024. SK Gubsu tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2025, ditetapkan tanggal 18 Desember 2024.
Baca : Pemprovsu Sahkan UMK Medan 2025 sebesar Rp4.014.072 mulai 1 Januari 2025 – HARIAN MISTAR
UMK yang ditetapkan tersebut, akan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2025 pada setiap hubungan kerja antara buruh dan pengusaha. Akan tetapi tidak semua Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara telah ditetapkan UMK nya untuk tahun 2025. Tercatat ada 11 Kabupaten maupun Kota di Provinsi Sumatera Utara yang UMK nya untuk tahun 2025 tidak ditetapkan. Konsekwensinya, kesebelas Kabupaten maupun Kota tersebut, ketentuan upahnya mengikuti Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Utara.
Sebelas Kabupaten maupun Kota tersebut adalah Dairi, Humbang Hasundutan, Samosir, Padang Lawas Utara, Pakpak Bharat, dan Pematang Siantar. Dari Pulau Nias adalah Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan dan Kota Gunungsitoli.
Untuk Nilai UMK bagi 22 Kabupaten maupun Kota di Sumatera Utara, kesemuanya naik sekitar 6,5 % dari UMK sebelumnya (tahun 2024). Nilai UMK tersebut adalah sebagai berikut :ย
1. Kabupaten Mandailing Natal sebesar Rp 3.100.998,00.
2. Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar Rp 3.307.324,00.
3. Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar Rp 3.242.323,00.
4. Kabupaten Tapanuli Utara sebesar Rp 3.017.649,00.
5. Kabupaten Toba sebesar Rp 3.151.356,00.
6. Kabupaten Labuhanbatu sebesar Rp 3.438.181,00.
7. Kabupaten Asahan sebesar Rp 3.265.908,00.
8. Kabupaten Simalungun sebesar Rp 3.088.851,00.
9. Kabupaten Karo sebesar Rp 3.577.282,00.
10. Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp 3.732.906,00.
11. Kabupaten Langkat sebesar Rp 3.134.660,00.
12. Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp 3.313.500,00.
13. Kabupaten Batu Bara sebesar Rp 3.676.000,00.
14. Kabupaten Padang Lawas sebesar Rp 3.195.910,00.
15. Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebesar Rp 3.404.984,00.
16. Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar Rp 3.327.621,00.
17. Kota Sibolga sebesar Rp 3.419.748,00.
18. Kota Tanjungbalai sebesar Rp 3.244.606,00.
19. Kota Tebing Tinggi sebesar Rp 3.006.203,00.
20. Kota Medan sebesar Rp 4.014.072,00.
21. Kota Binjai sebesar Rp 3.075.365,00.
22. Kota Padangsidimpuan sebesar Rp 3.168.235,00.
Baca Juga : Daftar Lengkap UMK Tahun 2025 di 33 Kabupaten/Kota Se-Sumut
Dari seluruh UMK 2025 yang telah ditetapkan, UMK tertinggi ada pada Kota Medan, dengan nilai UMK sebesar Rp 4.014.072,00. Namun sudah siapkah buruh Kota Medan untuk melawan praktek upah di bawah UMK tersebut ?. Semuanya kembali kepada tingkat kesadaran para buruh yang berasal dari pengetahuannya masing-masing berdasarkan pendidikannya.
Akan tetapi, memantau dan menuntut setiap pelanggaran harus dapat dilakukan oleh buruh, agar UMK tersebut dapat terlaksanakan. Buruh tidak dapat berpangku tangan kepada program pengawasan biasa yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan. Buruh harus mampu membangun kekuatan untuk dapat memantau, mengadukan, dan menuntut hak atas penerapan UMK 2025 tersebut. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka ditahun 2025 buruh akan hidup dalam bayang-bayang upah dibawah UMK sepanjang tahun 2025.
Baca Juga : UMK 2025 Telah Ditetapkan, Buruh Harus Bersatu Memantaunya
Yang perlu dilakukan oleh buruh dalam melakukan pemantauan dan penuntutan atas pelanggaran jumlah upah yang diterapkan adalah dengan berserikat. Buruh harus menjadi anggota serikat pekerja, namun bukan serikat pekerja yang kompromi dengan oknum pejabat korup. Buruh harus bergabung dengan serikat pekerja yang benar-benar memperjuangkan penegakan aturan ketenagakerjaan. Sebab hanya serikat yang merupakan alat juang buruh dalam menghadapi penindasan ditempat kerja. (yig)
