Tentang Sang “Penghianat” Serikat, Yang Dihianati Perusahaan

Pekanbaru, 26 Juni 2025
Dalam sebuah diskusi dengan pengurus serikat dari beberapa serikat tua di Pekanbaru, terungkap kekalahan serikat akibat Penghianat serikat. Ternyata dalam penentuan sekala upah pekerja untuk tahun 2024, seorang pengurus serikat memaksa mengikuti penundaan yang diinginkan perusahaan. Dirinya diketahui berkeliling menemui anggota lain menyampaikan rencana pengurangan pekerja jika tuntutan skala upah diteruskan.
Baca : Mau Menyusun Struktur dan Skala Upah? Perhatikan 5 Hal Ini | Klinik Hukumonline
Alhasil, tuntutan sekala upah justru dilawan anggota serikat sendiri. Ancaman akan keluar dari serikat bermunculan dari anggota serikat. Dan akhirnya tuntutan tentang skala upah dibatalkan oleh serikat. Tak pelak, upah pun hanya mengacu kepada upah minimum kabupaten tempat perusahaan berada. Diapun diberi tempat kerja yang lebih baik, dan tidak jauh dari pondok tempat tinggalnya, dan irit BBM ketempat kerja.
Beberapa bulan kemudian, Sang Penghianat serikat mengurus anaknya yang hendak berkuliah disatu fakultas yang cukup baik. Akan tetapi ternyata pendapatan orang tua menentukan kelulusan jika anak tidak mendapatkan beasiswa. Ternyata pendapatan Sang Penghianat serikat didalam slip gaji tidak mencukupi untuk membuat anaknya lulus di fakultas tersebut.
Dasar sifat licik yang memang sudah ada didalam diri, Sang Penghianat serikat memalsukan slip gajinya agar mencukupi untuk kelulusan anak. Namun na’as baginya, kampus ternyata melakukan konfirmasi kepada perusahaan, dan Pak Manager menerbitkan surat tentang gaji Sang Pengianat yang sebenarnya. Selanjutnya sang anak pun digugurkan, dan diumumkan sebagai peserta seleksi yang tidak jujur.
Sang Penghianat serikat datang ke perusahaan, dan meminta agar surat yang telah diterbitkan direvisi. Namun permintaannya ditolak Pak Manager. “Mana mungkin bawahan memerintah atasan, pikirnya karena dia kaki perusahaan selama ini terus bisa atur semua”, tutur Regi. Regi adalah pimpinan serikat yang menandatangani surat permintaan perundingan untuk tuntutan sekala upah di perusahaaan. “Dialah yang buat aku seperti menjilat ludah sendiri karena mencabut tuntutan sekala upah”, tambahnya kesal.
Tak habis akal, Sang Penghianat serikat konsultasi dengan Konsultan Hukum atas masalah tersebut. Dan rekomendasi nya cukup luar biasa, yaitu menggugat perusahaan karena tidak menerapkan sekala upah. “Kemana aja uwak itu selama ini”, tutur Regi sambil tertawa terbahak-bahak. Namun ketika surat pengaduan ke pengawas ketenagakerjaan dikirimkan sang konsultan hukum, Sang Penghianat langsung di pecat. “Dikunyah langsung dia sama perusahaan, langsung disuruh mengosongkan rumahnya, hancur sekarang hidupnya”, ucap Regi.
Baca Juga : Lagi, Tentang Pentingnya Berserikat dan Ikut Agenda Serikat
Saat ini dia (Sang Penghianat Serikat) mengontrak rumah di dekat perusahaan. Dia tidak pergi jauh karena berharap proses pengaduannya segera selesai dan dapat uang dari perusahaan atas pemecatannya. Namun, proses tersebut sudah berjalan setahun, namun belum ada penetapan juga dari pengawas. “Dalam mabuknya di kedai tuak, dia bercerita sudah habis biaya 20 juta untuk bayar konsultan hukum, luar biasa karmanya”, tutup Regi.
Mungkin cerita REgi adalah pelajaran penting bagi buruh. Dimana dari cerita itu terlihat disaat sendiri buruh tidak kuat. Buruh menjadi gampangan bagi perusahaan sebab tidak punya kekuatan yang dapat mengalahkan perusahaan. Uang terbatas, koneksi pun tak ada, kecerdasan pun terbata-bata. Mungkin untuk berhianat dengan serikat, harus ditimbang berkali-kali, sebab serikat adalah alat perjuangan orang banyak. (yig)
