SP Karisma, Siap Lawan Pengusaha Nakal Dengan Instrumen ISPO
Besitang, 18 Mei 2024
Militan, adalah kata yang patut disematkan kepada perjuangan buruh-buruh anggota Serikat Pekerja Karisma (SP Karisma). Betapa tidak, ditengah perlawanan serikat buruh yang masih dengan upaya hukum dan aksi massa, mereka sudah memikirkan cara baru.
Mungkin SP Karisma akan menjadi serikat pertama yang menggunakan cara ini di Kabupaten Langkat. Hal ini diyakini karena berdasarkan catatan gerakanmerdeka.com belum ada serikat di Kabupaten Langkat yang menggunakan cara ini.
Baca : TERBUKTI LAGI, WASNAKER HARUS SESEGERA MUNGKIN EVALUASI DIRI | Buruh Merdeka
Cara yang dimaksud adalah menggunakan Instrumen ISPO sebagai media perlawanan baru. ISPO sendiri adalah sebuah sertifikasi bagi perkebunan kelapa sawit yang mampu menaikkan harga jual sawit maupun CPO. Sertifikat ini dapat diperoleh sebuah perusahaan perkebunan jika perusahaan tersebut sudah memenuhi 7 persyaratan ISPO. Jika tidak terpenuhi, sertifikasi tidak akan didapat. Jika sudah didapat namun ada pelanggaran, sertifikat dapat dicabut.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan » ISPO Bentuk Komitmen Pemerintah Terhadap Sustainable
Oleh karena sertifikasi ini penting untuk menaikkan harga, pastinya perusahaan akan mati-matian untuk memperoleh dan mempertahankannya. Melihat fakta ini, SP Karisma berencana akan melaporkan pelanggaran ketenagakerjaan yang dialami oleh anggotanya kepada KOMISI ISPO. Selain itu, pengaduan juga akan dilakukan kepada lembaga yang melakukan audit terhadap perusahaan lawan.
Sebelumnya diketahui SP Karisma sedang memperjuangkan nasib anggotanya yang telah putus hubungan kerja dengan perusahaan. Perusahaan tempat anggota SP Karisma tersebut bekerja adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, tindakan SP Karisma yang memanfaatkan Instrumen ISPO sebagai ruang bertarung baru, sungguh menarik untuk diikuti.
Guna menyamakan pengetahuan dan pemahaman terkait Instrumen ISPO di kalangan anggotanya, SP Karisma melaksanakan diskusi tentang Instrumen ISPO. Nara Sumber yang menguasai Instrumen ISPO dihadirkan untuk memaksimalkan hasil diskusi. Jo adalah panggilan akrab dari Nara Sumber yang dihadirkan oleh SP Karisma dalam diskusi tersebut.
Dimulai dengan menonton film tentang ISPO, diskusipun berjalan dengan cukup aktif. Dari diskusi tersebut, para peserta mengetahui bahwa salah satu syarat mendapatkan sertifikat ISPO adalah memenuhi aturan ketenagakerjaan. Oleh karenanya, peserta sangat antusias dalam diskusi tersebut, dan berharap Instrumen ISPO dapat membantu penyeleesaian masalah mereka.
Diskusi yang dimulai pada pukul 20.00 Wib tersebut, berakhir tepat pada pukul 22.00 Wib. Selanjutnya SP Karisma akan menyusun surat pegaduan kepada KOMISI ISPO dan juga Lembaga Audit yang mengaudit perusahaan lawan. Dalam waktu dekat, surat pengaduan akan dilayangkan LBH & PHAM Indonesia Bonum Communae selaku Kuasa Hukum anggota SP Karisma. (Rarae)