SISWA LOLOS PASKIBRA MENDADAK DI GANTI DENGAN KELUARGA GUBERNUR
buruh merdeka.COM – Begini kronologi siswa lolos paskibraka bernama Doni Amansa yang mendadak diganti dengan keluarga Gubernur. Adapun siswa SMA asak Konawe, Doni Amansa yang terpilih sebagai Paskibraka Nasional utusan Sulawesi Tenggara mendadak diganti tanpa alasan. Bahkan Doni Amansa juga tiba-tiba dikeluarkan dari grup WA Capasnas tanpa penjelasan apapun dari panitia.
Beginilah kronologi nama Doni Amansa mendadak menghilang setelah diumumkan lolos seleksi sebagai perwakilan Paskibraka Nasional dari Sulawesi Tenggara. Doni Amansa yang sebelumnya diumumkan lolos pada bulan Mei, tiba-tiba digantikan oleh siswa asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, yang bernama Wiradinata Setya Persada. Untuk diketahui, penggantian nama Doni Amansa sebagai perwakilan Sultra jelang keberangkatan ke Jakarta menjadi polemik. Doni Amansa yang merupakan siswa SMAN 1 Unaaha itu bersama Nadira Syalvallah siswi SMA asal Baubau diketahui lolos sebagai tim inti yang akan mewaliki Sultra di Istana Negara.
Namun, saat pembekalan untuk pemberangkatan ke Jakarta, nama Doni diganti dengan Wiradanata Setya Persada, siswa SMA asal Baubau. Berdasarkan hasil seleksi tingkat provinsi, nama Wiradanata diumumkan sebagai tim cadang atau pengganti.
Andre Darmawan mengatakan, awalnya Doni bersama peserta lain mengikuti seleksi pengibar bendera tingkat provinsi pada 15-18 Mei 2023. Selanjutnya, pelaksanaan seleksi tersebut dilakukan oleh panitia dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Di akhir seleksi, panitia menyampaikan empat nama yang akan menjadi perwakilan Sultra untuk Paskibraka Nasional. “Di akhir seleksi sudah diumumkan peringkat satu sampai empat. Untuk peringkat pertama Nadhira, kedua Doni, ketiga Wira, dan keempat Aini,” ujar Andre, Minggu (16/7/2023).
Andre mengatakan, dari hasil seleksi panitia, kliennya disampaikan peringkat satu dan dua akan menjadi tim inti sementara tiga dan empat jadi cadangan. Kemudian mereka saling salaman bahkan keesokan harinya Doni bersama tiga rekannya sudah diwawancarai di RRI sebagai calon perwakilan Paskibraka Nasional asal Sultra.
“Setelah diumumkan Doni dan Wira dibawa ke RRI untuk diwawancarai bahwa mereka inilah yang mewakili Sultra Paskibraka Nasional,” jelas Andre. Dalam pengumuman tersebut, kata Andre Darmawan, banyak peserta dan panitia lain yang menyaksikan. “Hasil tulisan panitia dari BPIP atau panitia pusat dan memang ada panitia pusat yang memantau,” ucapnya. Kemudian, Doni bersama Nadhira dibuatkan satu grup WhatsApp Capasnas 2023 oleh Ayu yang menjadi panitia. Grup WhatsApp tersebut berisi tiga orang untuk komunikasi persiapan mereka jelang keberangkatan ke Jakarta. “Di grup ini isinya cuman tiga orang, Ibu Ayu, Doni sama Nadhira. Di dalam grup itu isinya bagaimana mereka dibekali kemudian disampaikan bagaimana mereka bicara,” jelasnya.
Di tanggal 6 dan 9 Juni 2023, Doni dan Nadhira dipanggil mengikuti pembekalan. Mereka disampaikan belum pasti dikirim ke Jakarta karena masih satu tahap seleksi. “Klien saya mengatakan, karena kita mau seleksi lagi di tanggal 6 dan 9 masih ada tes peraturan baris berbaris, tes speaking mengenai Sulawesi Tenggara,” jelasnya. “Kemudian setelah hasil seleksi ini mereka akan melakukan pembekalan, tapi pembekalan ini dengan seleksi,” sambungnya.
Namun, setelah pembekalan di tanggal 6-9 Juni, Doni dikeluarkan dari grup WA Capasnas tanpa penjelasan dari panitia. “Setelah itu dia menunggu informasi sampai ada informasi bahwa yang berangkat itu Wiradanata Setya sama Nadhira. Bukan lagi Doni Amansa,” ujar Andre Darmawan. Di sisi lain, , Doni yang tiba-tiba digantikan oleh siswa asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, yang bernama Wiradinata Setya Persada, yang diduga terkait dengan keluarga Gubernur Sultra, Ali Mazi dibantah Kesbangpol Sultra.
“Saya taunya (pengganti Doni) itu dia anaknya perwira (polisi) di medsos,” ujar Kepala Badan Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba
Ia juga mengaku tidak mengetahui keluarga Wiradinata termasuk nama ayahnya. Sebab selama proses seleksi Paskibraka Nasional tinggal Sultra, dirinya tidak pernah bertemu dengan keluarga peserta.