Ramai, FGD Tentang Kepemilikan Saham Perusahaan Oleh Buruh
Tebing Syahbandar, 29 Oktober 2025
FGD terkait dengan kepemilikan saham perusahaan oleh buruh ramai dihadiri oleh para buruh. Rara yang merupakan panitia FGD merasa terkejut melihat antusiasme buruh mengikuti acara tersebut. “Sampai harus beli minum dan makan lagi ini gara-gara peserta berlebih”, tutur Rara kepada Jurnalis buruhmerdeka.com. FGD tersebut kembali dilaksanakan oleh LBH & PHAM Indonesia Bonum Communae sebagai bagian dari penelitian yang dilakukannya. Jurnalis buruhmerdeka.com hadir dalam FGD tersebut sebagai undangan pun merasa perlu untuk mendengar isi FGD tersebut jadinya karena tema yang lain dari pada yang lain ini.
Baca : FGD Perda Ketenagakerjaan Sergai, Ulas Sanksi Dan Pengawasan
Ketika pemaparan disampaikan oleh perwakilan LBH & PHAM Indonesia Bonum Communae, para peserta tertegun. Banyak yang mencatat, dan banyak juga yang mengangguk dan juga menggelengkan kepalanya. Terlihat, sepertinya apa yang dipaparkan tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa namun tidak pernah terpikrikan oleh buruh. Anto salah satu peserta mengatakan akan menungguin perusahaan 24 jam jika dirinya sebagai pemilik saham. “Kalau ini benar terjadi, gak perlu sequrity perusahaan itu, kami langsung rangkap jadi sequrity nya, wong punya kami juga”, ungkapnya tegas.
Tidak hanya Anto, Ogut juga berkata sama terkait dengan pengamanan. “Apa bedanya dengan awak jaga warung awak, sama aja, dan malah lebih gila awak menjaga perusahaan itu nanti”, ucapnya. Lanjut Ogut, “Tapi apa mungkin perusahaan itu mau ? pasti rugi dia rasa karena jadi berbagi keuntungan dengan buruh”. Pandangan Ogut tersebut didukung oleh Amat yang mengatakan selama ini perusahaan justru cendrung mengurangi hak buruh. “Selama ini aja perusahaan itu mikirnya mau ngurangi hak buruh kok, apa mungkin dia mau ngasi saham nya ?”, ucapnya.
Baca Juga : FGD Tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan Di Kec Tanjung Pura
Tapi Istu dengan mantap mengatakan pendapatnya dalam menepis pandangan meragu peserta FGD. “Kita itu beli lo, bukan dikasi gratis, ngasi duit lo kita nanti kalau itu jadi, mana ada rugi perusahaan itu jadinya”, tegasnya. Dia menambahkan bahwa dalam hal ini butuh keluasan pengusaha untuk mewujudkan hal tersebut. “Kalau otak pengusaha itu encer, pasti dia mau, sebab banyak keuntungannya lo, misalkan perusahaan diganggu, ya kita sikat yang ganggu”, tambahnya.

Ucok yang juga peserta FGD menimpali pandangan Istu dengan keyakinannya, “orang pun takut dekat kalau itu terjadi”. Tambahnya, “Maling mau dekat, mikir, ya tak bacok. Pungli pungli oknum pejabat, kudatangi anak istrinya”. Ucapan Ucok disambut tawa dan tepuk tangan para peserta FGD dengan cukup riuh dan ramai. “Lo terang aja, cobalah ganggu, tak ku kasi ampun ituu orang-orang”, tambah Ucok.
Diakhir FGD para peserta antusias mencatat peluang kepemilikan saham lewat penambahan modal perusahaan, saham yang diberikan kepada buruh dan juga peralihan saham. “Ini kita harus kompak, jangan pecah-pecah lagi biar pengusaha itu mau ngasi saham untuk kita beli”, ucap Iin. Tambahnya, “Banyak itu kesulitan yang dihadapi pengusaha, pasti dia butuh solusi, kita perlu masuk menawarkan diri”. Jumingan mengatakan agar hal ini tidak hanya angan-angan, buruh harus segera bangun serikat sebesar mungkin. “Kalau kendaraan nya adalah serikat, hayo, kita besarkan serikat kita, kita kuatkan biar pengusaha yakin”, tutupnya. (yig)




