DO Mahasiswa Unika St Thomas, Elfanta Alumni Ekonomi Bicara
Deli Serdang, 17 Desember 2023
Paska aksi mahasiswa Unika St Thomas di LLDIKTI Medan, kabar tentang DO Mahasiswa di Unika St Thomas semakin tersiar. Tidak hanya sekedar tersiar sebagai berita, hal tersebut menjadi pembicaraan juga di kalangan alumni.
Baca : Keberatan 6 Rekannya Di-DO, Mahasiswa Unika Gelar Aksi Teatrikal di LLDikti (detik.com)
Selain itu, Alumni Unika St. Thomas pun perlahan lahan memberi pandangannya terkait demo tersebut. Setelah Maruli M Purba Alumni Fakultas Hukum Unika St. Thomas, selanjutnya Elfanta Purba angkat bicara.
Baca Juga : Maruli Purba Alumni Unika St Thomas, SAYA TOLAK DO MAHASISWA (buruhmerdeka.com)
Dia adalah Alumni Fakultas Ekonomi Unika St. Thomas yang saat ini berkarya di sektor penguatan ekonomi masyarakat pedesaan. Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo adalah wilayah pendampingannya sehari-hari.
Baca Juga : APAKAH PETANI HARUS MENJADI BURUH, PEDAGANG ATAU LAINNYA ? (buruhmerdeka.com)
Dari wawancara buruhmerdeka.com dengannya, diketahui dirinya mendengar hal terkait DO tersebut dari pemberitaan youtube. “Saya mengetahui tentang adanya DO Mahasiswa Unika St. Thomas dari pemberitaan Youtube”, kata Elfanta. Laki-laki yang akrab disapa Fanta tersebut juga menerangkan sudah mendengar alasan kampus melakukan DO tersebut. “Ya saya mengetahui alasan kampus dari canal Youtube juga, kemaren dapat dari teman”, tambahnya.
Di canal youtube, pihak kampus sudah memberikan alasannya secara lengkap terkait dengan kebijakan DO yang dilakukan. Ada beberapa alasan yang disampaikan kampus sehingga melakukan kebijakan tersebut. Diantara alasan tersebut diketahui salah satunya adalah karena PPKMB yang dibawa keluar oleh mahasiswa.
Lihat : “Penjelasan Resmi Universitas Katolik Santo Thomas | Kronologi Aksi Demo Mahasiswa” – YouTube
Menurut Elfanta larangan melaksanakan PPKMB keluar kampus, sejak dia kuliah sudah ada diatur. Masih menurut Elfanta, larangan tersebut sepanjang pengetahuannya juga ada di hampir semua kampus di Indonesia. “Saya nggak mengerti, sepertinya susah sekali kampus-kampus mempercayai mahasiswanya”, tutur Fanta. Lanjutnya, “Jika mahasiswanya tidak bisa dipercaya, saya pikir kampus-kampus harus evaluasi diri, sebab patut diduga tidak mampu menciptakan mahasiswa yang bisa dipercaya.
Fanta melanjutkan pendapatnya dengan mengatakan bahwa kampus-kampus juga berarti tidak mampu membuat sistem yang tepat untuk itu. “Melihat larangan PPKMB, kampus-kampus juga berarti tak mampu membuat sistem agar PPKMB luar dapat berjalan”.
Menurut Caleg Partai Buruh DPRD Karo ini, jika kampus-kampus bijak pasti bisa dibuat sistem dimana PPKMB luar bisa berjalan. “Kasi aja PPKMB luar, kan bisa kirim utusan kampus untuk mendampingi, catat nama peserta, nama pelaksana dan lainnya”, tuturnya. “Tidak satu profesor di kampus-kampus, tapi kok susah kalilah kampus buat sistem agar PPKMB luar bisa terlaksana”, dia tersenyum.
Dia menambahkan bahwa baiknya kampus-kampus mikirin bagaimana kampus mempu mendengar keluh masyarakat. “Saya sehari-hari keluar masuk desa, saya melihat dan mendengar seperti apa susahnya masyarakat saat ini”, ungkapnya. “Baiknya kampus itu evaluasi aktifitas pengabdian masyarakatnya yang menjadi amanat Tridarma Perguruan Tinggi agar bisa mendengar suara masyarakat”. Dia menyampaikan dengan kesal kepada buruhmerdeka.com.
Aktifis 2000 an ini mengatakan bahwa dahulu dia dan teman-temannya sekalipun PPKMB dilarang, tetap melaksanakannya diluar. “Kami melihat dari sisi lain, bahwa PPKMB itu program kampus, silahkan kampus dengan aturannya”, tuturnya. “Namun ketika mahasiswa pergi kesuatu tempat dengan kenalannya di kampus, itu urusan mereka, kampus tidak bisa larang”, tambah Fanta. “Janganlah kampus-kampus merasa seluruh hidup mahasiswa itu dia bebas atur yang mana dia mau, itu MAHASSIWA, tuturnya.
Fanta menegaskan bedanya Siswa dan Mahasiswa yang pastinya kampus-kampus mengetahuinya. Fanta meminta agar kampus-kampus harus evaluasi diri, agar tidak bersikap seperti SMU dalam bersikap menghadapi anak SMU. (Jane).